Judul : Berawal dari Lukisan
link : Berawal dari Lukisan
Berawal dari Lukisan
Don't Paste and this is only short story not real story ^^ Please Coment after you read.. Thanks.. :) I made this when class 8 JHS... Taraaaa =DPagi ini,, ku langkahkan kaki menuju gerbang SMP N 1 Piyungan. Ya.....beberapa hari setelah aku menjadi anggota SMP N 1 Piyungan, aku masih kelas 7. Sebuah awal bagiku, untuk mulai membiasakan diri di lingkungan sekolah baruku. Untuk mengenal teman-teman baruku, pelajaran, dan juga guru-guru. Beberapa bulan berlalu, aku mulai mengenal semua yang ada di lingkungan sekolahku. Dan teman-teman sekelasku juga mengenal aku, bahwa aku suka melukis. Pada bulan Agustus, sekolah mengadakan lomba kebersihan kelas untuk Hari Kemerdekaan. Ini merupakan kejutan untuk teman-temanku dan juga aku, kenapa??? karena aku diminta untuk menggambar. Sebuah kebanggaan bagiku. Tiga hari lukisanku selesai,, temanya tentang kartun. Teman-teman melihat lukisanku dan mengatakannya bagus, aku merasa senang waktu itu. Di hari lain, aku melihat dan mendengar teman-temanku mengatakan tentang facebook. Aku bingung waktu itu, “Apa sih facebook?” pertanyaan untuk temanku. Temanku tertawa mendengar pertanyaanku, dia pun menjawab, “Facebook itu web dimana kita bisa mengenal semua orang kalau kita udah punya account facebook” katanya singkat. Aku hanya tersenyum dan berpikir sebentar, dan aku minta temanku untuk membuatkan facebook untukku. Pada saat itu, aku punya facebook.
Setelah aku punya facebook, aku mulai membuka facebook. Beberapa bulan kemudian, aku membuka facebook dan aku mempunyai permintaan pertemanan dari Weastama. Awalnya, aku tidak tau siapa Weastama, kemudian aku tau dia setelah dia mengomentari foto profilku. Dia mengatakan bahwa background foto profilku tidak cocok, tapi background lukisanku yang cocok. Aku tetap tidak tau siapa sebenarnya Weastama.
Satu tahun kemudian, aku kelas 8. Pelajaran Bahasa Indonesia, membuatku sering pergi ke perpustakaan sekolah. Saat itu, tiba waktunya untuk pergi ke perpustakaan sekolah, temanku menemaniku. Ketika kakiku mulai untuk memasuki pintu perpustakaan, pandanganku terarah pada satu orang di perpustakaan. Aku berpikir, aku sepertinya pernah melihat orang itu. Aku mengambil buku yang akan aku pinjam sambil aku melihat orang itu. Dan aku menyadarinya, orang itu adalah Weastama. Weastama juga melihatku. Aku dan Weastama sering bertemu di perpustakaan sekolah, tapi aku dan Weastama tidak pernah saling berbicara. Aku dan Weastama hanya saling melihat satu sama lain. Menyapa pun tak pernah.
Pagi hari saat pelajaran Seni Budaya, aku dan teman-teman mengeluarkan buku tulis untuk mencatat materi. Di sela-sela aku mencatat, guruku bilang bahwa besok Minggu depan tidak bisa mengajar, karena guruku akan mengantar murid SMP N 1 Piyungan lomba seni. Saat semua tanya siapa yang akan diantar, guru ku mengatakan bahwa ia akan mengantar murid kelas 9. Dan temanku bertanya lagi, “namanya siapa pak?” Pak Guru pun memberitahu,, namanya Weastama. Kudengar nama itu, aku terkaget saat aku masih menulis,, ku hentikan dan ku letakkan seketika pen yang ada di tanganku. Aku termenung sebentar, ternyata Weastama adalah kakak kelasku. Dia akan lomba seni, tapi aku bingung seni apa...daripada aku penasaran,, aku menanyakan ke Pak Guru... dan ternyata akan lomba Seni Lukis...Hatiku tertawa waktu itu,, kagumnya diriku saat itu padanya...........
Waktu pukul 09.00, bel istirahat pun berbunyi. Pastinya waktu semua untuk menuju ke kantin, tak terkecuali aku....aku bersama teman-teman keluar dari kelas menuju ke kantin. Aku ke kantin jalannya bareng ma Veve,, terus aku bilang ke Veve, “Ve, yang dibilangin Pak Guru tadi,, orangnya hebat ya” terus Veve jawab..“oo, Weastama to???” “iya”kataku...Veve bilang “Weastama tu dah biasa kayak gitu,,, dia sering ikut lomba seni, terutama seni lukis” Rasa penasaranku tambah besar waktu itu,, “lukisannya bagus po ?” tanyaku pada Veve dari rasa penasaranku “bagus banget.., super super bagus”. Selama pembicaraan itu, akhirnya sampai juga di kantin sekolah, aku tersenyum mendengarnya tadi. Aku dan teman teman membeli makanan dan minuman yang kemudian kami bawa ke kelas. Aku dan teman-teman sampai di kelas kemudian langsung makan makanan yang kami tadi beli. Bel istirahat selesai pun berbunyi, ini menandakan bahwa pelajaran akan di mulai lagi...aku memperhatikan pelajaran hingga bel pulang berbunyi dengan serius. Setelah bel pulang berbunyi,, Wali kelas 8B datang ke kelas dan mengumumkan bahwa ekstra kurikuler dimulai Minggu ini, selesai mendengarkan pengumuman akupun pulang. Ketika aku menuruni tangga sekolah,, aku bertemu dengan Weastama. Aku hanya melihatnya, tapi dia tak melihatku. Aku menuju ke parkiran sepeda,, ketika perjalanan menuju ke parkiran sepeda,,, seseorang memanggilku,, saat ku tengok ke belakang,,, yang memanggilku adalah May... May berlari menuju ke arahku dan bertanya kepada ku apa aku ikut melukis, dia juga mengatakan bahwa dia ikut melukis. Aku menjawab bahwa aku ikut melukis, aku juga mengatakan kepada May kalau besok itu,, makan di kantinnya bareng. Ya..., karena besuk hari Sabtu. May menjawab iya. Selesai pembicaraan ku dengan May, aku mengambil sepeda dan langsung pulang.
Hari Sabtu pun tiba, ekstra melukis juga tiba. Selama ekstra melukis, diberitahu kalau besuk Minggu depan membawa hasil gambar yang dibuat sendiri. Disitu , juga diberitahu juga teknik-teknik yang akan dipelajari. Ekstra melukis selesai pukul 15.00. Aku keluar kelas melukis sama May,, ketika aku dan May jalan sambil bicara,, dari jauh aku melihat Weastama. Tapi aku pura-pura ngga tau,, May tiba tiba berhenti dan bicara pada Weastama. Aku melihat May akrab sekali dengan Weastama. Aku bingung waktu itu,, apa May udah kenal ma Weastama ??? Melihat itu,,, aku meninggalkan May dan Weastama. Tak ada rasa apapun waktu itu,, aku hanya malu aja dengan Weastama. Seminggu sekali,, aku ekstra melukis. Setiap ekstra,,, kejadian yang sama selalu aku lihat. Kedekatan May dan Weastama,,, terutama saat Weastama melihat lihat gambar May dan mengatakannya bagus. Aku merasa minder waktu itu,, ku lihat Weastama memuji gambar May yang menggunakan cat air. Karena aku belum bisa menggunakan cat air dengan bagus. Kuputuskan waktu itu,, untuk menghindar dari mereka,, aku beralasan pada May kalau aku dicari temenku di kelas. Aku menaiki tangga dan saat ku lihat ke bawah,,, sudah ngga ada May dan Weastama,, dan aku muter lewat gedung atas kemudian aku bertemu May...aku basa basi dengannya. Kejadian yang sama lagi kualami selesai ekstra melukis,, setelah ku lihat Weastama melihat gambar May,,kini Weastama mengajak ngobrol May,, kenapa dia ngga ngajak ngobrol aku??? Dalam hatiku berkata seperti itu...ku tinggalkan mereka dan aku seperti mendengar Weastama bicara tentang cat air ke May. Tapi aku tetap meninggalkan mereka. Di hari lain,, aku bertanya kepada May,, yang dibicarain pas sama Weastama apa,, dan aku minta maaf sama May kalau aku waktu itu duluan karena aku udah di jemput,, padahal aslinya aku belum di jemput. Aku terpaksa bohong sama May. May bilang Weastama ngasih tau materi melukis selanjutnya menggunakan cat air. Tapi pikirku,, kenapa pas sekali dengan keadaanku? Apa dia sengaja,, biar buat aku seneng. Masalah itu aku lupakan, tapi sepertinya aku punya rasa sama Weastama.
7 bulan kemudian,,,, Weastama menemui aku dan dia ingin aku membuatkan lukisan menggunakan cat air untuknya. Mendengar itu,, aku kaget dan aku teringat May,,, aku bilang aku ngga bissa,,, nanti hasilnya pasti jelek. Tapi Weastama meyakinkan aku, kalau aku pasti bisa jika aku mengikuti langkah cara menggunakan cat air yang diberikan Weastama di fb. Weastama meninggalkan aku dan bilang temanya bebas,, dia juga mengatakan ok pada ku. Aku menjawab ok dengan ragu... Setelah Weastama pergi, aku memikirkan itu semua.. di rumah aku mencoba membikin gambarnya dulu,,, bertahap demi tahap,,, hingga saatnya aku menggunakan cat air,,, aku takut saat aku akan menggoreskan kuas ke gambarku. Tapi ku ingat kata-kata Weastama,,, aku yakin pasti aku bisa. Ku kerjakan lukisanku waktu itu,,, 1 minggu lukisanku selesai. Weastama menanyakan ke aku, “apa lukisanmu udah selesai??” aku menjawabnya udah... ku kasihkan lukisanku ke Weastama. Dia memandang lukisanku sambil berkata “bagus,,,gambarnya bagus,, teknik perwarnaannya juga bagus” aku sedikit lega waktu itu. “Bikinkan aku lagi lukisan,, kamu simpan lukisan ini,,, karena suatu hari nanti akan aku ambil” Weastama berkata kepadaku sambil memberikan lukisanku kepada ku dan ia pergi ke kelasnya. Sesuai permintaannya,, aku membuat lukisan lagi. Tapi aku dapat menyelesaikan lukisanku selama 1 bulan, karena aku banyak tugas dan ujian. Weastama juga banyak ujian,, karena dia kelas 9. Aku tetap menyimpan lukisanku,, aku tetap menunggu Weastama untuk mengambil lukisanku. Aku mencari Weastama di sekolah,, tapi saat ku lihat,, dia slalu sedang sibuk belajar,, itu membuat aku tak enak jika mengganggunnya. Hingga akhirnya,, kelulusan kelas 9 tinggal seminggu lagi. Sementara lukisannya belum diambil. Lukisan itu masih bagus dan terlihat masih baru karena aku merawatnya dengan baik. Kuputuskan untuk mencari Weastama, tapi tak menemukannya. Akhirnya, kulihat Weastama dari jauh sedang bicara sama May,, ku pandang lukisan yang ku bawa dan Weastama secara bergantian. Melihat itu,, aku menunduk sedih dan aku berjalan ke kelas. Sampai rumah,, ku pandang lukisan itu,, aku menunduk ke bawah kasur dan mengambil sebuah kotak di situ,, ku letakkan lukisanku di kotak itu dan kemudian ku kembalikan kotak itu ke tempat semula.
Setelah aku kelas 9,, aku sudah tidak ikut extra melukis lagi dan aku juga jarang bertemu dengan May. Aku juga tidak tau kemana Weastama melanjutkan sekolahnya. Aku lulus dari SMP, ku lanjutkan SMA ku ke SMA Yogyakarta. Saat ku mau ke perpustakaan,, aku bertabrakan dengan seseorang,, aku menjatuhkan bukunya. Aku meminta maaf padanya,,, saat ku lihat ternyata orang itu Weastama, aku kaget melihatnya,,,aku merasa sangat senang... aku bertemu Weastama lagi.. Weastama kemudian mengajak aku beli bakso di kantin sekolah... kami bercerita,,, Weastama juga mengajak aku pulang bersama. Sebelum pulang,, aku teringat sesuatu..... lukisan itu teringat di pikiranku,, aku bingung mau mengatakannya atau tidak,, ketika aku sedang berpikir Weastama mengagetkanku. Weastama mengajakku makan siang,, dan Weastama juga mempertemukanku dengan May. Aku mencoba tersenyum dengan May dengan berat hati. Sakit jika melihat Weastama dan May,,, sementara aku diantara mereka. Aku mengingat ketika aku SMP,, aku ngga bisa seperti itu lagi. Aku mengambil keputusan,, aku meminta maaf kepada Weastama,, “eh, aku mau pulang duluan,, ngga usah diantar pulang,, lebih baik kamu nganter May” aku meninggalkan mereka,, dan aku tak menghiraukan Weastama yang ingin menanyakan kenapa kepadaku. Sejak kehadiran May,,, aku selalu menghindar dari Weastama. Aku tau kalau Weastama sedih melihat sikap ku seperti itu,, tapi aku berpikir,, lebih sedih aku daripada dia. Weastama belum meminta lukisan yang dia minta. Saat aku pulang sekolah,,, aku bertemu May,, aku mencoba menghindar dari May tapi May memegang tanganku. May mencegahku untuk pergi,, aku mendorong May hingga dia jatuh. May tak menyerah,, dia tetap berusaha untuk memegangku. Hingga aku bilang ke May sambil meneteskan air mata, “pergi !! lepasin tanganku May.. sakit tau..ngga usah kayak gini, kaya anak kecil aja” May menjawab “anak kecil? Kamu itu yang kaya anak kecil !! Kamu pengen aku pergi?? Aku akan pergi,, tapi kenapa kamu jadi berubah??” Aku menjawab “itu bukan urusan kamu” May pun terlihat kecewa dengan aku dan dia menampar aku,, kemudian dia pergi meninggalkanku. Aku sadar bahwa sifatku sangat jauh berbeda. Aku berjalan ke sungai dengan tertatih,, aku benci dengan diriku sendiri. Saat itu juga,, Weastama menghampiriku,,aku tak bisa menghindar darinya karena aku seperti butuh dia. Weastama memandangku kemudian berkata kepadaku “sakit??”aku diam saja, Weastama melanjutkan perkataannya “tak apa...jangan menangis ya,,,aku ingin kamu berteman baik dengan May. Emm,, kamu masih ingat? Pelukis yang mempunyai kekurangan fisik,, mereka tak pernah menyerah untuk menghasilkan banyak karya. Padahal susah banget melukis tanpa tangan,, tanpa melihat”kata Weastama dengan tersenyum,aku teringat bahwa aku pernah di ajak Weastama ke pinggiran jalan untuk melihat hasil lukisan dari para pelukis, tapi pelukis yang mempunyai kekurangan fisik dan hasilnya tak jauh berbeda dari pelukis-pelukis yang tak punya kekurangan fisik. “Aku ingin kamu seperti pelukis itu,, punya semangat yang besar,, prestasimu tingkatkan ya” tambah Weastama sambil tersenyum lagi. Aku merasa nyaman saat itu, nasihat-nasihatnya dan supportannya menguatkanku. Ingin ku katakan sesuatu tapi aku tetap tidak berkata apapun karena aku tak sanggup. Aku hanya berkata dengan lirih,, “Pergi” Weastama pun meninggalkanku. Malamnya aku memikirkan perkataan May dan Weastama, “besok aku harus menemui mereka, aku akan minta maaf kepada May dan aku akan memberikan lukisanku ke Weastama. Pagi harinya,, aku pergi ke rumah May dengan menggunakan sepeda. Ketika aku sampai di rumah May,, tetangga May bilang kalau May sudah pindah,, dan sekarang keluarga May sedang mengantarkan Weastama ke Bandara. Aku kaget mendengarnya,, aku dengan sepedaku menuju Bandara. Aku mengayuh sepedaku sekuat mungkin,, aku menahan tangis. Aku ingin memberikan lukisanku. Sampai bandara,, aku mencari ke seluruh daerah Bandara dan kemudian menuju pintu keberangkatan. Aku melihat Weastama sudah masuk,, aku mau masuk tapi dilarang,, aku mencoba masuk lagi tetap dilarang. Aku memanggil Weastama,, tapi sayang Weastama tidak mendengar. Lukisan itu tertinggal di Bandara. Aku sedih sekali,, aku kembali ke sungai dimana terakhir aku bertemu dengan Weastama,, aku mencoba menahan tangis,, tapi aku tidak bisa,, aku menangis,, menangis mengeluarkan semua kepedihanku. Air mataku jatuh bersamaan dengan air hujan yang jatuh dari langit,, derasnya pun sama. Keadaan air sungai hari kemarin dengan sekarang sangat jauh berbeda; kemarin air sungai itu jernih, permukaan airnya tenang; sedangkan hari ini,,, sungai itu airnya keruh tercampur tanah yang hanyut ke sungai karena hujan, permukaan air sungai itu terombang- ambing karena hujan ini;seperti keadaan hatiku saat ini. Kataku dalam hati dengan menangis sambil melihat air sungai dan hujan.
Berawal dari lukisan, aku mengetahui bahwa aku punya bakat selain melukis. Berawal dari lukisan aku mengenal banyak orang. Berawal dari lukisan aku mulai mengagumi seseorang. Berawal dari lukisan aku merasakan apa yang selama ini anak remaja rasakan yaitu asmara dan sakit hati. Berawal dari lukisan aku bertengkar dengan teman dekatku. Berawal dari lukisan aku mengalami kekecewaan yang sangat mendalam. Berawal dari lukisan aku pertama kalinya menangis di tengah hujan deras. Dan berawal dari lukisan aku mempunyai semangat hidup. Itulah kesimpulanku terhadap peristiwa 7 tahun lalu yang pernah kualami, saat aku berumur 16 tahun. Sekarang aku telah berumur 23 tahun dan aku sekarang sebagai seorang arsitek. Bukan lagi sebagai seorang remaja yang terlibat peristiwa seperti itu lagi. Sekarang aku menjadi seorang yang tangguh, kuat, dan bukan seperti anak kecil lagi. Itulah hidup, seperti air mengalir yang tiada pernah berhenti, bahkan jika berhenti kita tidak akan tau kapan dan dimana air itu akan berhenti.
Demikianlah Artikel Berawal dari Lukisan
Sekianlah artikel Berawal dari Lukisan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Berawal dari Lukisan dengan alamat link https://ceksemuanyadisini.blogspot.com/2012/06/berawal-dari-lukisan.html
0 Response to "Berawal dari Lukisan"
Posting Komentar