Judul : Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
link : Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
Allah s.w.t. itu ada.....Hakikat atau kenyataan itu tidak memerlukan lagi dalil atau penetapan..... sebab hakikat yang besar dengan adanya alam yang ujud ini serta Persatuannya dan yang diisyaratkan oleh adanya kehidupan dengan segala bentuk dan beraneka ragam putarannya, adalah merupakan hakikat dari adanya Allah s.w.t. Segala yang dikhayalkan oleh manusia tentang keAgungan Allah s.w.t. dan keKuasaan-Nya, walaupun bagaimana besar dia mengkhayalkan serta menggambarkan, sebenarnya Allah s.w.t. lebih besar dan lebih Agung daripada apa yang telah kita itikadkan dan kita sangka serta yang kita khayalkan..... Maka yang ujud sebagai yang kita lihat ini dan kehidupan yang kita saksikan ini, tidak dapat diambil kesimpulannya kecuali dengan kehendak Allah s.w.t., alam dan kehidupan ini dapat abadi selama masih ada kehendak Allah s.w.t.
Manusia sekalipun lama hidup dan panjang usianya, sebenarnya dia itu dalam rangka perjalanan keberangkatannya dan selama dia didunia ini, tidak boleh tidak dia harus mengalami perpindahan..... inilah keadaan kita..... awal perjalanannya adalah dunia..... dan akhir perjalanannya adalah kematian..... dimulai dengan kelahiran, demikian pula akan diakhiri dengan kelahiran..... pertama, kelahirannya di alam yang fana, lalu kelahiran yang kedua, iaitu di alam kehidupan yang kedua....., maka wajiblah kita beramal menurut kadar kehidupan..... kehidupan kita yang sekarang adalah fana, sedang kehidupan kita yang kedua adalah abadi..... Kerana itu barang siapa yang menjual kehidupan yang fana ini untuk membeli kehidupan yang abadi, sedangkan orang yang memilih kehidupan yang fana ini dan meninggalkan yang abadi, dia itulah yang merugi.....
Kehidupan dunia bukan saja merupakan jalan menuju kepada kehidupan yang kedua, tetapi dia juga merupakan ladang pertanian akhirat..... Sebab setiap ucapan dan amal perbuatan didalam kehidupan ini sebenarnya adalah tanaman untuk dirinya..... Adakah terdapat orang yang menginginkan untuk menanam duri bagi dirinya..... Alangkah mudahnya ucapan-ucapan yang baik di dunia ini dan ucapan-ucapan itu akan menjadi buah di akhirat..... Alangkah ringannya mengerjakan amal soleh di dunia ini, dan kelak akan menjadi buah yang berharga di alam kehidupan yang kedua..... Sebenarnya manusia itu akan hidup sesudah alam ini di dalam tengah-tengah ucapan-ucapannya, yang baik mahupun yang buruk dan didalam bayangan amal perbuatannya yang baik mahupun yang jahat.....
Dikala manusia mencurahkan jasadnya, menajamkan hatinya dan memanfaatkan umurnya untuk perjuangan hidup di dalam kehidupan yang fana ini, yang sebenarnya hal itu bukan merupakan tujuan akhir, bahkan secara pasti merupakan hal yang akan menyusahkannya untuk selama-lama sehingga tidak ada harta benda yang akan dibawa, tidak ada anak yang akan membalasnya sebagai ganti..... tidak ada kawan karib yang akan menemani didalam perjalanannya..... dan tidak ada kekasih yang akan menyelimutinya dikala tidur..... tahukah anda, bagaimanakah seharusnya persiapan manusia itu didalam perjalanan menuju ke kehidupan yang abadi?..... atas perbuatan-perbuatan yang akan dibawa buahnya..... dan yang bekas-bekasnya selalu akan menjadi petunjuk.....
Bahawasanya manusia sewaktu akan keberangkatannya..... yang manapun jua..... seharusnya dia mempersiapkan bekalannya, bersungguh-sungguh didalam mempersiapkannya, menjaga keamanan dalam perjalanannya dan selalu dalam persiapan dan persediaan sampai datang waktunya..... di waktu telah dekat dengan apa yang telah dijanjikan, sewaktu kebimbangan dan kesungguhan telah dilakukan lebih daripada cukup sehingga dia merasa tenang kerana telah mempersiapkan segala persiapannya dan kerana dia telah bersedia dengan segala yang dapat meringankan perjalanannya; dia terpaksa mengadakan persiapan itu kerana dia menggambarkan, bahawa perjalanan yang bakal ditempuhnya itu sebagai perjalanan yang sangat sulit..... dengan demikian, dia masih juga mengkhuatirkan keluarganya, anak-anaknya; dia bimbang tentang orang yang dapat dipercayai untuk diserahkan tanggungjawab para keluarganya sewaktu dia sudah tidak ada dan untuk selalu mengawasi dan melindungi mereka dari setiap musibah serta memenuhi keperluan-keperluan mereka..... dan juga untuk mengadakan seluruh saranan-saranan yang dapat memelihara harta bendanya dan menjaga kebaikan perbuatan mereka..... sehingga menentukan pengganti dan menggariskan jalannya..... serta meninggalkan petunjuk-petunjuk..... demikianlah setiap manusia bersiap sedia untuk berangkat.
Tahukah anda..... apakah diantara manusia itu telah memikirkan..... didalam kewajipan-kewajipan untuk keberangkatannya yang belum diketahui..... dimana manusia hanya berjalan satu kali sahaja..... tidak ada orang bepergian lalu kembali..... untuk menceritakan apa yang dia jumpai..... yang seharusnya setiap manusia akan melaluinya.....
Apakah sudah disiapkan perbekalannya?..... Apakah ia bersungguh-sungguh didalam persiapannya..... Apakah dia sudah merasa tenang dengan keselamatannya didalam perjalanan?..... dan apakah dengan sungguh-sungguh didalam mencari kawan?..... Apakah anda melihat, bahawa hal itu termasuk yang sulit?..... Ataukah itu termasuk yang mudah?..... Bagaimana jalannya?.....
Sebenarnya perbekalan didalam perjalanan adalah ''Takwa", kerana Allah s.w.t telah berfirman: ''Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa''. (Al-Baqarah : 197)
Dan sebenarnya jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan adalah ''Taat'', kepada Allah, sebagaimana firman-Nya: ''Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar''. (Al-Ahzab : 71)
Mengapakah kita tidak taat kepada Allah s.w.t......
Sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan alam yang ujud ini beserta segala yang dikandungnya dengan Kekuasaan dan Kebesaran-Nya dengan tidak bersertakan seorang pun dari makhluk-Nya. Kita tidak dapat mengerti kecuali Allah s.w.t. sendiri, bagaimana cara menciptakannya dan apakah bahan-bahannya dan darimana didapatkan bahan-bahan itu..... dan bagaimana boleh ada bahan-bahan tersebut..... sedang manusia itu sendiri merupakan salah satu dari kesatuan ciptaan Allah s.w.t. ..... dan dia juga yang paling sedikit dari kesatuannya, kalau tidak dikatakan yang paling kecil jika dibandingkan dengan keadaan bintang-bintang dan planet-planet dan keadaan alam yang belum dapat kita ketahui dan tidak akan sampai untuk membuka rahsia dari ciptaan dirinya sendiri.....
Maka telah diketahui, bahawa dirinya diciptakan dari beberapa unsur yang telah ditetukan kadarnya..... dan Roh yang masih bersimpang siur pendapat tentang hakikatnya, lalu dibahas, disangka, dikhayal kemudian diambil ketetapannya..... tetapi apakah manusia yang jisimnya terdiri dari benda-benda atau bahan-bahan yang telah kita ketahui unsur-unsurnya itu dan Roh yang bersemayam didalamnya dan sesudah itu tidak diketahui hakikatnya?..... Apakah kecerdasan itu? ..... dan apakah ingatan itu? ..... dan apakah akal itu ..... dan apakah perasaan itu? ..... apakah semua itu merupakan benda-benda yang diciptakan dan berujud didalam tubuh yang dimungkinkan untuk kita gerayangi atau kita batasi? ..... ataukah semua itu merupakan nama-nama sangkaan yang tak ada ujudnya? ..... dan dimanakah semua itu ditetapkan? ..... dan bagaimana bentuknya? ..... Bahawasanya hal-hal yang majhul didalam tubuh manusia itu adalah banyak serta mendalam dan rahsia-rahsianya ini tidak akan dapat mengetahuinya kecuali Allah s.w.t. sendiri, Dialah yang menciptakan alat-alat yang halus, yang menghairankan dan yang penuh dengan kerahsiaan.....
Apakah kita tidak taat kepada Allah s.w.t. .....
Seorang pesakit yang memerlukan rawatan dari seorang doktor, semestinya mentaati petunjuk-petunjuknya dengan harapan untuk dapat segera sembuh. Kerana kita percaya, bahawa dia mengerti akan penyakit dan ubatnya. Mengapa kita tidak mentaati Allah s.w.t. yang menciptakan manusia dan yang menciptakan ilmu kedoktoran serta yang memberi ilham tentang ubat-ubat..... Apakah tidak seharusnya kita mentaatinya secara buta? (tanpa banyak pertanyaan)? ..... sebab kemaslahatan manusia didalam soal hidup dan matinya..... dunia dan akhiratnya, adalah terletak didalam mentaati Allah s.w.t. ..... yang telah mengetahui lalu menciptakan..... dan yang telah mengetahui lalu memerintahkan..... mangapa kita tidak mentaatinya? ..... kecuali jika kita sudah benar-benar menghendaki kerugian dan kehancuran..... maka mentaati Allah s.w.t. merupakan satu hal yang tidak boleh tidak..... dan tidak dapat dihindari, akal, logik dan ilmu pengetahuan telah mengganggap wajib untuk mentaatiNya.
Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
Bahawasanya taat kepada Allah s.w.t. yang menyebabkan berdirinya kehidupan. Bahkan berdasarkan ata ketaatan itu juga berlangsunhlah keadaan alam ini, yang kita ketahui dari wujudnya, tidak ada suatu yang mengaturnya kecuali hanya kerana adanya ketaatan. Allah s.w.t. memerintahkan kepada kita untuk mentaatiNya tidak lain kerana didalam ketaatan itu terkandung kebaikan-kebaikan bagi hambanya didunia mahupun di akhirat. Orang yang tidak memenuhi panggilanNya untuk bertaat, tidaklah mempengaruhi sama sekali terhadap kehidupan ini dan terhadap bumi. Dia hanya akan melihat akibat dari ketidak adanya ketaatan kelak di akhirat dan pada waktu itu dia akan merasa menyesal yang luar biasa, ia mengharapkan agar dapat melakukan taat kepada Allah s.w.t. ..... tetapi apakah ada gunanya harapan yang sudah terlambat itu?
Setelah kita mengetahui bahawa dengan ketaatan itu berdiri langkit dan bumi... dan dengan ketaatan itu pula terdapat kehidupan ini... serta dengan ketaatan itu pula kehidupan itu berlangsung terus sampai pada hari yang telah ditentukan... Hendaklah hal itu merupakan pelajaran... bahkan tidak lebih dari peringatan... Firman Allah s.w.t.: ''Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya, Mereka itulah orang-0rang yang telah diberi Allah s.w.t. petunjuk dan mereka itulah orang yang mempunyai akal.'' (Az-Zumar: 18)
Bahawasanya Allah s.w.t. itu wujud... Maha Mendengar dan Maha Melihat... Dia melebihi dari apa yang kita sangka, lebih Besar dari apa yang telah kita khayalkan... lebih Agung menurut yang kita gambarkan... bahawa Dia itu tidak ada yang menandingiNya... bahawa Dia itulah Allah s.w.t. ... yang tak ada Tuhan yang patut kita sembah melainkan Allah s.w.t. sendiri.
Manusia... segala manusia berjalan dengan cepatnya dan segera sampai kepada alam kehidupan yang kedua... tidak akan dapat lari daripadanya. Dia didalam kehidupannya yang sekarang ini, mencuba untuk melupakan hakikat atau kenyataan ini... kerana dia takut mati... dia takut mati kerana dia mencintai hidup... kerana itu dia menolak kematiannya dengan segala kekuatannya semisal memperpanjang hidupnya dan mengambil kenikmatannya sekuasa mungkin... kejutan akan datang ketika umurnya yang terbatas itu telah habis... sempurnalah urusan yang telah digariskan... sewaktu di akhiratnya dia menjadi hancur... kerana untuk menghadapinya (akhirat) dia tidak mempunyai upaya sedikitpun... dan pula tidak mempunyai amal sedikitpun untuk mengisi hisab atau perhitungan.
Apakah jika manusia beriman, bahawa disebalik kematian itu ada kehidupan yang haq, dan bahawa manusia dengan sebab kematiannya itu bererti mengalami suatu peralihan dari kehidupan yang terbatas waktunya ke alam lain yang tidak terbatas waktunya... apakah dia itu akan takut mati?... dan apakah dia tidak beramal untuk kehidupannya yang kedua lebih baik dari beramal untuk kehidupannya yang pertama ?
Kalau manusia beriman, bahawa setiap ucapan... yang diucapkan oleh lisan... dan setiap amal perbuatan yang dilakukannya,,, tidak lain akan dicatat didalam pita angkasa... dan manusia akan berkehidupan didalam bayangan ucapan dan amal perbuatannya yang didengar dan dilihatnya sampai dihari pembalasan... pada hari dimana seluruh manusia sejak manusia pertama sampai dilipatnya langit dan bumi akan dikumpulkan... lalu diadakan perhitungan atas segala ucapan dan amal perbuatan dengan perhitungan yang cermat... tidak memandang keturunan... tidak ada perdebatan... tidak ada pangkat yang menolong... tidak ada anak dan harta benda, yang ada hanya hukum Allah s.w.t. yang adil, yang tidak ada Tuhan selain Allah s.w.t. ... sebaik-baik Hakim... ucapan yang haq... Maha Suci Allah... Tuhan semesta alam... tidakkah manusia merenungkan keadaannya... dan beristighfar atas segala ucapan yang telah lampau... dan menyesali atas segala perbuatannya yang telah lalu... kemudian menjadikan kehidupannya sebagai saranan kebahagian setelah kematiannya? Tidak ada jalan untuk itu semua kecuali hanya taat kepada Allah s.w.t. ...
Anda tahu, mulai bilakah kita akan memenuhi panggilan Allah?... Esok?... sudahkah tenang manusia menunggu sampai esok?... bahkan, apakah manusia itu dapat menanggung harinya sendiri?...
Hari ini... tiba-tiba... adakah manusia mengerti bilakah akan datang ajalnya? Maka hendaklah detik ini juga merupakan detik berhenti sejenak dan memikirkan... mengangan-angan dan merenung... sebab manusia tidak mengerti apakah dia akan menjumpai detik yang lain... ataukah dia mengerti bahawa detik yang sedang dialami ini sebagai detik yang terakhir.
Hendaklah manusia memandang kebelakang atas perbuatannya dimasa-masa yang silam, dan hendaklah beristighfar atas segala perbuatan dosa yang telah lalu dan hendaklah berjanji kepada Tuhan untuk mentaatiNya agar dengan demikian dia akan bersama-sama dengan orang-orang Mukmin yang beramal soleh, alangkah bahagianya mereka... mereka berada didalam kenikmatan sesudah kematiannya... balasan mereka kelak di akhirat sangat tinggi darjatnya. ''Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu) ''Berimanlah kamu kepada Tuhanmu'', maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat bakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.'' (Ali-Imran: 193-194)
Taken From : http://www.blogcatalog.com/blog/petunjuk-ke-jalan-lurus/
Farooq_Azuam
Manusia sekalipun lama hidup dan panjang usianya, sebenarnya dia itu dalam rangka perjalanan keberangkatannya dan selama dia didunia ini, tidak boleh tidak dia harus mengalami perpindahan..... inilah keadaan kita..... awal perjalanannya adalah dunia..... dan akhir perjalanannya adalah kematian..... dimulai dengan kelahiran, demikian pula akan diakhiri dengan kelahiran..... pertama, kelahirannya di alam yang fana, lalu kelahiran yang kedua, iaitu di alam kehidupan yang kedua....., maka wajiblah kita beramal menurut kadar kehidupan..... kehidupan kita yang sekarang adalah fana, sedang kehidupan kita yang kedua adalah abadi..... Kerana itu barang siapa yang menjual kehidupan yang fana ini untuk membeli kehidupan yang abadi, sedangkan orang yang memilih kehidupan yang fana ini dan meninggalkan yang abadi, dia itulah yang merugi.....
Kehidupan dunia bukan saja merupakan jalan menuju kepada kehidupan yang kedua, tetapi dia juga merupakan ladang pertanian akhirat..... Sebab setiap ucapan dan amal perbuatan didalam kehidupan ini sebenarnya adalah tanaman untuk dirinya..... Adakah terdapat orang yang menginginkan untuk menanam duri bagi dirinya..... Alangkah mudahnya ucapan-ucapan yang baik di dunia ini dan ucapan-ucapan itu akan menjadi buah di akhirat..... Alangkah ringannya mengerjakan amal soleh di dunia ini, dan kelak akan menjadi buah yang berharga di alam kehidupan yang kedua..... Sebenarnya manusia itu akan hidup sesudah alam ini di dalam tengah-tengah ucapan-ucapannya, yang baik mahupun yang buruk dan didalam bayangan amal perbuatannya yang baik mahupun yang jahat.....
Dikala manusia mencurahkan jasadnya, menajamkan hatinya dan memanfaatkan umurnya untuk perjuangan hidup di dalam kehidupan yang fana ini, yang sebenarnya hal itu bukan merupakan tujuan akhir, bahkan secara pasti merupakan hal yang akan menyusahkannya untuk selama-lama sehingga tidak ada harta benda yang akan dibawa, tidak ada anak yang akan membalasnya sebagai ganti..... tidak ada kawan karib yang akan menemani didalam perjalanannya..... dan tidak ada kekasih yang akan menyelimutinya dikala tidur..... tahukah anda, bagaimanakah seharusnya persiapan manusia itu didalam perjalanan menuju ke kehidupan yang abadi?..... atas perbuatan-perbuatan yang akan dibawa buahnya..... dan yang bekas-bekasnya selalu akan menjadi petunjuk.....
Bahawasanya manusia sewaktu akan keberangkatannya..... yang manapun jua..... seharusnya dia mempersiapkan bekalannya, bersungguh-sungguh didalam mempersiapkannya, menjaga keamanan dalam perjalanannya dan selalu dalam persiapan dan persediaan sampai datang waktunya..... di waktu telah dekat dengan apa yang telah dijanjikan, sewaktu kebimbangan dan kesungguhan telah dilakukan lebih daripada cukup sehingga dia merasa tenang kerana telah mempersiapkan segala persiapannya dan kerana dia telah bersedia dengan segala yang dapat meringankan perjalanannya; dia terpaksa mengadakan persiapan itu kerana dia menggambarkan, bahawa perjalanan yang bakal ditempuhnya itu sebagai perjalanan yang sangat sulit..... dengan demikian, dia masih juga mengkhuatirkan keluarganya, anak-anaknya; dia bimbang tentang orang yang dapat dipercayai untuk diserahkan tanggungjawab para keluarganya sewaktu dia sudah tidak ada dan untuk selalu mengawasi dan melindungi mereka dari setiap musibah serta memenuhi keperluan-keperluan mereka..... dan juga untuk mengadakan seluruh saranan-saranan yang dapat memelihara harta bendanya dan menjaga kebaikan perbuatan mereka..... sehingga menentukan pengganti dan menggariskan jalannya..... serta meninggalkan petunjuk-petunjuk..... demikianlah setiap manusia bersiap sedia untuk berangkat.
Tahukah anda..... apakah diantara manusia itu telah memikirkan..... didalam kewajipan-kewajipan untuk keberangkatannya yang belum diketahui..... dimana manusia hanya berjalan satu kali sahaja..... tidak ada orang bepergian lalu kembali..... untuk menceritakan apa yang dia jumpai..... yang seharusnya setiap manusia akan melaluinya.....
Apakah sudah disiapkan perbekalannya?..... Apakah ia bersungguh-sungguh didalam persiapannya..... Apakah dia sudah merasa tenang dengan keselamatannya didalam perjalanan?..... dan apakah dengan sungguh-sungguh didalam mencari kawan?..... Apakah anda melihat, bahawa hal itu termasuk yang sulit?..... Ataukah itu termasuk yang mudah?..... Bagaimana jalannya?.....
Sebenarnya perbekalan didalam perjalanan adalah ''Takwa", kerana Allah s.w.t telah berfirman: ''Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa''. (Al-Baqarah : 197)
Dan sebenarnya jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan adalah ''Taat'', kepada Allah, sebagaimana firman-Nya: ''Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar''. (Al-Ahzab : 71)
Mengapakah kita tidak taat kepada Allah s.w.t......
Sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan alam yang ujud ini beserta segala yang dikandungnya dengan Kekuasaan dan Kebesaran-Nya dengan tidak bersertakan seorang pun dari makhluk-Nya. Kita tidak dapat mengerti kecuali Allah s.w.t. sendiri, bagaimana cara menciptakannya dan apakah bahan-bahannya dan darimana didapatkan bahan-bahan itu..... dan bagaimana boleh ada bahan-bahan tersebut..... sedang manusia itu sendiri merupakan salah satu dari kesatuan ciptaan Allah s.w.t. ..... dan dia juga yang paling sedikit dari kesatuannya, kalau tidak dikatakan yang paling kecil jika dibandingkan dengan keadaan bintang-bintang dan planet-planet dan keadaan alam yang belum dapat kita ketahui dan tidak akan sampai untuk membuka rahsia dari ciptaan dirinya sendiri.....
Maka telah diketahui, bahawa dirinya diciptakan dari beberapa unsur yang telah ditetukan kadarnya..... dan Roh yang masih bersimpang siur pendapat tentang hakikatnya, lalu dibahas, disangka, dikhayal kemudian diambil ketetapannya..... tetapi apakah manusia yang jisimnya terdiri dari benda-benda atau bahan-bahan yang telah kita ketahui unsur-unsurnya itu dan Roh yang bersemayam didalamnya dan sesudah itu tidak diketahui hakikatnya?..... Apakah kecerdasan itu? ..... dan apakah ingatan itu? ..... dan apakah akal itu ..... dan apakah perasaan itu? ..... apakah semua itu merupakan benda-benda yang diciptakan dan berujud didalam tubuh yang dimungkinkan untuk kita gerayangi atau kita batasi? ..... ataukah semua itu merupakan nama-nama sangkaan yang tak ada ujudnya? ..... dan dimanakah semua itu ditetapkan? ..... dan bagaimana bentuknya? ..... Bahawasanya hal-hal yang majhul didalam tubuh manusia itu adalah banyak serta mendalam dan rahsia-rahsianya ini tidak akan dapat mengetahuinya kecuali Allah s.w.t. sendiri, Dialah yang menciptakan alat-alat yang halus, yang menghairankan dan yang penuh dengan kerahsiaan.....
Apakah kita tidak taat kepada Allah s.w.t. .....
Seorang pesakit yang memerlukan rawatan dari seorang doktor, semestinya mentaati petunjuk-petunjuknya dengan harapan untuk dapat segera sembuh. Kerana kita percaya, bahawa dia mengerti akan penyakit dan ubatnya. Mengapa kita tidak mentaati Allah s.w.t. yang menciptakan manusia dan yang menciptakan ilmu kedoktoran serta yang memberi ilham tentang ubat-ubat..... Apakah tidak seharusnya kita mentaatinya secara buta? (tanpa banyak pertanyaan)? ..... sebab kemaslahatan manusia didalam soal hidup dan matinya..... dunia dan akhiratnya, adalah terletak didalam mentaati Allah s.w.t. ..... yang telah mengetahui lalu menciptakan..... dan yang telah mengetahui lalu memerintahkan..... mangapa kita tidak mentaatinya? ..... kecuali jika kita sudah benar-benar menghendaki kerugian dan kehancuran..... maka mentaati Allah s.w.t. merupakan satu hal yang tidak boleh tidak..... dan tidak dapat dihindari, akal, logik dan ilmu pengetahuan telah mengganggap wajib untuk mentaatiNya.
Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
Bahawasanya taat kepada Allah s.w.t. yang menyebabkan berdirinya kehidupan. Bahkan berdasarkan ata ketaatan itu juga berlangsunhlah keadaan alam ini, yang kita ketahui dari wujudnya, tidak ada suatu yang mengaturnya kecuali hanya kerana adanya ketaatan. Allah s.w.t. memerintahkan kepada kita untuk mentaatiNya tidak lain kerana didalam ketaatan itu terkandung kebaikan-kebaikan bagi hambanya didunia mahupun di akhirat. Orang yang tidak memenuhi panggilanNya untuk bertaat, tidaklah mempengaruhi sama sekali terhadap kehidupan ini dan terhadap bumi. Dia hanya akan melihat akibat dari ketidak adanya ketaatan kelak di akhirat dan pada waktu itu dia akan merasa menyesal yang luar biasa, ia mengharapkan agar dapat melakukan taat kepada Allah s.w.t. ..... tetapi apakah ada gunanya harapan yang sudah terlambat itu?
Setelah kita mengetahui bahawa dengan ketaatan itu berdiri langkit dan bumi... dan dengan ketaatan itu pula terdapat kehidupan ini... serta dengan ketaatan itu pula kehidupan itu berlangsung terus sampai pada hari yang telah ditentukan... Hendaklah hal itu merupakan pelajaran... bahkan tidak lebih dari peringatan... Firman Allah s.w.t.: ''Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya, Mereka itulah orang-0rang yang telah diberi Allah s.w.t. petunjuk dan mereka itulah orang yang mempunyai akal.'' (Az-Zumar: 18)
Bahawasanya Allah s.w.t. itu wujud... Maha Mendengar dan Maha Melihat... Dia melebihi dari apa yang kita sangka, lebih Besar dari apa yang telah kita khayalkan... lebih Agung menurut yang kita gambarkan... bahawa Dia itu tidak ada yang menandingiNya... bahawa Dia itulah Allah s.w.t. ... yang tak ada Tuhan yang patut kita sembah melainkan Allah s.w.t. sendiri.
Manusia... segala manusia berjalan dengan cepatnya dan segera sampai kepada alam kehidupan yang kedua... tidak akan dapat lari daripadanya. Dia didalam kehidupannya yang sekarang ini, mencuba untuk melupakan hakikat atau kenyataan ini... kerana dia takut mati... dia takut mati kerana dia mencintai hidup... kerana itu dia menolak kematiannya dengan segala kekuatannya semisal memperpanjang hidupnya dan mengambil kenikmatannya sekuasa mungkin... kejutan akan datang ketika umurnya yang terbatas itu telah habis... sempurnalah urusan yang telah digariskan... sewaktu di akhiratnya dia menjadi hancur... kerana untuk menghadapinya (akhirat) dia tidak mempunyai upaya sedikitpun... dan pula tidak mempunyai amal sedikitpun untuk mengisi hisab atau perhitungan.
Apakah jika manusia beriman, bahawa disebalik kematian itu ada kehidupan yang haq, dan bahawa manusia dengan sebab kematiannya itu bererti mengalami suatu peralihan dari kehidupan yang terbatas waktunya ke alam lain yang tidak terbatas waktunya... apakah dia itu akan takut mati?... dan apakah dia tidak beramal untuk kehidupannya yang kedua lebih baik dari beramal untuk kehidupannya yang pertama ?
Kalau manusia beriman, bahawa setiap ucapan... yang diucapkan oleh lisan... dan setiap amal perbuatan yang dilakukannya,,, tidak lain akan dicatat didalam pita angkasa... dan manusia akan berkehidupan didalam bayangan ucapan dan amal perbuatannya yang didengar dan dilihatnya sampai dihari pembalasan... pada hari dimana seluruh manusia sejak manusia pertama sampai dilipatnya langit dan bumi akan dikumpulkan... lalu diadakan perhitungan atas segala ucapan dan amal perbuatan dengan perhitungan yang cermat... tidak memandang keturunan... tidak ada perdebatan... tidak ada pangkat yang menolong... tidak ada anak dan harta benda, yang ada hanya hukum Allah s.w.t. yang adil, yang tidak ada Tuhan selain Allah s.w.t. ... sebaik-baik Hakim... ucapan yang haq... Maha Suci Allah... Tuhan semesta alam... tidakkah manusia merenungkan keadaannya... dan beristighfar atas segala ucapan yang telah lampau... dan menyesali atas segala perbuatannya yang telah lalu... kemudian menjadikan kehidupannya sebagai saranan kebahagian setelah kematiannya? Tidak ada jalan untuk itu semua kecuali hanya taat kepada Allah s.w.t. ...
Anda tahu, mulai bilakah kita akan memenuhi panggilan Allah?... Esok?... sudahkah tenang manusia menunggu sampai esok?... bahkan, apakah manusia itu dapat menanggung harinya sendiri?...
Hari ini... tiba-tiba... adakah manusia mengerti bilakah akan datang ajalnya? Maka hendaklah detik ini juga merupakan detik berhenti sejenak dan memikirkan... mengangan-angan dan merenung... sebab manusia tidak mengerti apakah dia akan menjumpai detik yang lain... ataukah dia mengerti bahawa detik yang sedang dialami ini sebagai detik yang terakhir.
Hendaklah manusia memandang kebelakang atas perbuatannya dimasa-masa yang silam, dan hendaklah beristighfar atas segala perbuatan dosa yang telah lalu dan hendaklah berjanji kepada Tuhan untuk mentaatiNya agar dengan demikian dia akan bersama-sama dengan orang-orang Mukmin yang beramal soleh, alangkah bahagianya mereka... mereka berada didalam kenikmatan sesudah kematiannya... balasan mereka kelak di akhirat sangat tinggi darjatnya. ''Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu) ''Berimanlah kamu kepada Tuhanmu'', maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat bakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.'' (Ali-Imran: 193-194)
Taken From : http://www.blogcatalog.com/blog/petunjuk-ke-jalan-lurus/
Farooq_Azuam
Demikianlah Artikel Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t.
Sekianlah artikel Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t. dengan alamat link https://ceksemuanyadisini.blogspot.com/2010/05/mengapa-kita-tidak-taat-kepada-allah-swt.html
0 Response to "Mengapa kita tidak taat kepada Allah s.w.t."
Posting Komentar